Kanal Kreasi

Tangan Emas J.K. Rowling

Sumber gambar: https://id.pinterest.com/pin/27232772733562143/

      Joane Rowling, paling dikenal sebagai J.K Rowling lahir pada tanggal 3 Juli 1975 di Chipping Sodury, Inggris. Ia mengadopsi nama penanya J.K menggabungkan nama neneknya Kathleen (karena Rowling tidak memiliki nama tengah). J.K Rowling memiliki satu saudara perempuan yang berjarak 2 tahun lebih muda darinya. Rowling juga sudah menulis cerita pertamanya sejak ia berusia enam tahun. Cerita pertamanya berjudul “Rabbit” dengan karakter yang menarik seperti lebah besar yang
disebut Nona Bee.

Masa Kecil J.K. Rowling

     Saat mengingak remaja J.K Rowling pindah dua kali bersama orang tua dan adiknya tetapi ia tidak melupakan teman masa kecilnya yang bernama Potter. Rowling merupakan salah seorang wanita pemalu dan tidak memiliki bakat alami khusus, kecuali kecintaanya pada dunia sastra. Meskipun demikian, masa kecil Rowling tidak bisa dibilang indah. Ia masih ingat ketika suatu hari kedua orang tuanya memutuskan untuk pindah ke tempat pedesaan dan membuatnya harus bersekolah di tempat yang kecil dan kuno. Rowling masih mengingat bahwa yang paling menakutkan adalah seorang guru yang bernama Mrs. Morgan. Ketika J.K Rowling masih sekolah ia sudah belajar mati-matian untuk tes matematika tetapi nilainya tetap nol besar. Di mata Rowling, Mrs. Morgan adalah guru yang menakutkan. Apalagi beliau mempunyai kebiasaan mengatur duduk para muridnya. Rowling mendapat tempat duduk di bangku paling kanan sehingga dekat dengan halaman bermain di luar kelas. Tentu saja hal ini membuat Rowling senang karena bisa curi-curi pandang ke luar halaman.

              J,K Rowling merupakan orang yang pemalu dan berada di lingkungan baru dan dicap sebagai siswa yang kurang pandai dalam pelajaran matematika menjadi hal yang menakutkan baginya. Bayangan sosok Mrs. Morgan nantinya terkonfigurasi ke dalam cerita Harry Potter sebagai Mr. Snape seorang guru laki-laki yang berwajah dingin dan mengajar ramu-ramuan. J. K Rowling memilki kekurangan pada pelajaran matematika tetapi memiliki kecerdasan berbahasa yang mumpuni. Pada usia 9 tahun ia sudah menamatkan karya Ian Fleming yakni “James Bond” dan banyak buku lainnya. Berbeda dengan teman seusianya yang masih belajar membaca buku dongeng sederhana. Di kemudian hari Rowling memutuskan langkahnya untuk menjadi pengarang novel. Ejekan dan pandangan Mrs. Morgan ini nantinya akan menjadi protes dengan kelahiran tokoh Hermione yang selalu menyelesaikan permasalahan sesuai dengan literatur.

           Itulah kisah masa kecil J.K Rowling semasa duduk di bangku sekolah. Setelah lulus di bangku sekolah ia melanjutkan pendidikan ke Exeter University. Di Universitas Exeter ini ia belajar bahasa Prancis. Sambil belajar bahasa Prancis orang tuanya mendorongnya untuk meniti karier menjadi sekretaris. Setelah lulus belajar bahasa, ia mencoba menuruti keinginan orangtuanya bekerja di dunia perkantoran. J.K Rowling merasa jika bidang perkantoran yang serba formal tampaknya bukan menjadi karakternya. Ia tidak membutuhkan waktu lama untuk menyadari bahwa ia tidak dilahirkan untuk menjadi sekretaris.

Kelulusan Rowling dari Exeter University

      J.K Rowling digambarkan menjadi sekretaris yang buruk. Tugas dari sekretaris adalah mencatat hasil ketika rapat. Namun ia merasa sulit jika perhatiannya harus terus fokus pada rapat dan pertemuan. Bukannya notulensi yang ditulis oleh Rowling tetapi ia menulis cerita pendek tentang rapat, bukan catatan-catatan penting yang diinstruksikan saat rapat-rapat. Pada tahun 1990 Rowling lulus dari Exeter University. Saat usianya menginjak 26 tahun ia pindah ke Portugal menjadi guru bahasa Inggris. Kemudian ia menikah dengan Jorge Arantes yang merupakan seorang wartawan yang berasal dari Portugis. Pada tahun 1993, anaknya yang bernama Jessica lahir tak lama setelah itu ia pindah ke Edinburg. Dalam perjalanan dari Manchaster ke London dengan kereta api pafa tahun 1990, ia mendapat ide cerita Harry Potter.

      Ketika tahun 1997, Harry Potter and The Philosopher’s Stone sukses besar di Inggris. Edisi pertamanya di Amerika pada tahun 1998 yang diterbitkan oleh Arthur A. Levine Book, yang kemudian berganti judul menjadi Harry Potter and The Sorcerer’s Stone. Harry Potter menjadi buku yang paling banyak dicetak di Amerika. Buku yang bercerita tentang kehidupan Harry Potter sebagai seorang penyihir cilik serta kehidupan di sekolah sihir Hogwarts dengan jumlah cetakan mencapai 80 juta buku dan menjadi topik utama di surat kabar Amerika, seperti The New York Times, USA Today, dan Wall Street Journal. Pada tahun 1997, Harry Potter and The Philosopher’s Stone mendapat penghargaan The British Book Award sebagai Children Book of The Years and The Smarties Prize.


Ditolak 14 Penerbit, Harry Potter Meledak di Penerbit ke-15

     Harry Potter yang begitu fenomenal awaknya sempat ditolak oleh 14 penerbit termasuk 3 di antaranya penerbit besar di Inggris. Naskah Rowling ditolak oleh tiga penerbit besar Inggris yaitu Pinguin, Transworld, dan HarperCollins. Alasan penerbit menolak naskah Harry Potter adalah yang terpendek dibandingkan seluruh sekuelnya. Penerbit juga berkeyakinan bahwa cerita Harry Potter tidak cocok untuk anak-anak di Barat yang memiliki pola pikir rasional. Di tengah berbagai penolakan tersebut, seorang pekerja di sebuah agen penerbitan “Leterary Agent” yakni Bryony Evans memiliki penilaian lain. Evans bekerja di bagian pengumpulan cerita yang ditolak dan diterima. Biasanya cerita-cerita yang ditolak penerbit bisa masuk ke tong sampah, namun Evans mengaku tertarik pada sebuah cerita anak-anak yang dikirimkan oleh Rowling dalam bentuk draft dan belum komplet tersebut. Evans tidak membuang cerita itu, tetapi membacanya dan menurutnya menarik. Lantas ia meminta sang penulis mengirimkan sisa cerita hanya untuk dibacanya. Evans tidak bisa berjanji mau menerbitkan karena ia sudah melobi bosnya namun tetap tidak berhasil. Akhirnya diam-diam Evans coba mengirimkan cerita itu ke beberapa penerbit lain, termasuk Penguin. Akan tetapi semuanya menolak naskah tersebut.

     Ketika naskahnya terus mendapat ponalakan dari penerbit J.K Rowling terus mengalami kekecewaan dan keputusasaan. Ia pun mulai menerima kenyataan pahit ditolaknya Harry Potter dan bekerja sebagai seorang guru bahasa Prancis dan sastra klasik. Penolakan tersebut juga membuatnya mulai melupakan Harry Potter dan lebih memfokuskan diri untuk menjadi seorang ibu dan guru. Sekali lagi Evans sangat tertarik dan memiliki penilaian tersendiri terhadap Harry Potter milik Rowling. Setelah beberapa kalo ditolak penerbit, sampailah ia menawarkan naskah tersebut ke penerbit Bloomsbury. Bloomsbury membaca cerita tersebut dalam semalam dan menyukaianya. Mereka tidak pernah mengetahui jika Harry Potter sebelumnya pernah
ditolak beberapa penerbit. Akhirnya pada tahun 1996 Harry Potter and The Sorcerer’s
Stone mendapat tempat pada sebuah penerbit di Inggris tersebut.


(Sumber: S, Jemiah .A. 2013. Tangan Emas J.K Rowling. Yogyakarta: FlashBooks.)

Scroll to Top